Kerja Sehat Ala Orang Eropa

Kerja Sehat Ala Orang Eropa

Kerja Sehat Ala Orang Eropa – Dewasa ini, bekerja pastinya menjadi kewajiban bagi sebagian orang. Baik itu untuk memenuhi keperluan sehari-hari, atau pun untuk tipe hidup.

Namun didalam dunia kerja pastinya seringkali tersedia deadline pekerjaan yang membuat stress serta adanya setumpuk tujuan yang mesti dilaksanakan supaya seringkali menjadi abai bakal kesehatan. Budaya kerja yang sehat tak hanya dapat menambah kinerja, tetapi ikut merawat kesehatan mental para pekerja. Kesehatan mental dan situasi sempurna pekerja itulah yang menjadi kunci produktivitas kerja yang baik.

Kerja Sehat Ala Orang Eropa

Di berbagai kota di Indonesia, lebih-lebih di kota besar semacam Jakarta, banyak orang yang pekerjaanya lebih-lebih seolah tak kenal waktu.

Kehidupan teristimewa lebih-lebih kalah bersama kehidupan kerja yang mana akhirnya banyak pula orang yang mengalami hipertensi, penyakit jantung, sampai stress yang berkepanjangan. Di Eropa, tersedia sebagian budaya kerja yang patut dicontoh demi merawat kesehatan mental dan produktivitas kerja yang nantinya keuntungan berikut bakal dirasakan oleh perusahaan itu sendiri. idnplay

Cara kerja ini tidak serupa dengan langkah kerja orang Eropa yang dinilai lebih sehat. Hal ini gara-gara orang Eropa dapat menyeimbangkan pada kerja dan termasuk kehidupannya secara pribadi.

Jerman contohnya, meski jam kerja di sana jauh lebih singkat dari Indonesia yaitu 35 jam per minggu atau sekitar 7 jam setiap hari dengan 24 hari cuti di dalam setahun, tapi rupanya negara itu justru seolah jadi tumpuan ekonominya Eropa.

Mengapa demikian? Agar lebih paham lihat lebih dari satu langkah kerja yang sehat ala orang Eropa berikut ini. Cara-cara ini sudah pasti dapat memicu anda jadi pekerja yang produktif dengan tubuh dan tradisi sehat.

Beberapa Tips Kerja Sehat ala Orang Eropa

-Buat batasan

Di Eropa, para pekerja tidak bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Biasanya, para pemimpin setiap perusahaan mencontohkan dengan meninggalkan kantor di jam-jam yang wajar, seperti pukul 17.00 hingga 18.00 waktu setempat. Sepulang kerja, Anda bisa menghidupkan kehidupan sosial seperti bertemu teman lama atau pergi ke pusat kebugaran demi menjaga kesehatan. Di Eropa pula, berdasarkan Working Time Directive pekerja tidak bisa bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Sehingga mereka tidak akan lama-lama di kantor atau mengerjakan tugas.

Bagi Anda yang mengalami kesulitan pulang cepat, atasi hal ini dengan membuat rencana. Misalnya bertemu teman, memasak di rumah, menetapkan waktu olahraga di halaman rumah.

-Fokus di jam kerja

Kebiasaan sehat pertama yang sanggup ditiru berasal dari orang Eropa yakni fokus. Dalam hal ini sementara bekerja bermakna karyawan tidak melaksanakan hal lain tidak cuman bekerja seperti bermain Facebook, Instagram, twitter atau sarana sosial lain, berbelanja online, atau chatting tak jelas.

Dengan fokus ini pastinya pekerjaan cepat selesai agar tidak menyebabkan beban pikiran yang membuatnya berbahaya stress.

Selain itu, dengan bekerja secara fokus maka dapat terhindar berasal dari stress seperti was-was ketahuan bos, hingga terkena marah atau omelan yang pastinya termasuk dapat berdampak tidak baik terhadap mental dan kesehatan karyawan tersebut.

– Jam kerja jelas

Hal kedua yang menjadi kebiasaan baik dan sehat dalam bekerja di Eropa ini adalah memiliki jam kerja yang jelas. Di Eropa misalnya jika didasarkan pada Working Time Directive maka pekerja tidaklah bisa kerja lebih dari 48 jam dalam satu minggu.

Oleh karena itu, hal ini tentu ada hubungannya dengan fokus sebelumnya. Dengan fokus yang baik, tentunya mereka tak perlu lama-lama di kantor atau mengerjakan tugas atau bahkan lembur.

Hal ini tentunya berdampak baik bagi kesehatan, karena karyawan tersebut atau pekerja masih memiliki waktu untuk keluarga, teman, dan aktivitas pribadinya yang pastinya sangat baik untuk kesehatan mental karyawan tersebut.

– Produktif

Di 2015, sembilan dari 10 negara paling produktif Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) berada di Eropa. Padahal jam bekerja orang-orang Eropa kurang atau sama dengan 48 jam setiap minggu.

Perlu diketahui bahwa tingkat produktif seseorang sama sekali tak ada hubungannya dengan waktu yang lebih panjang dalam bekerja.

Di Eropa misalnya, pada tahun 2015, 9 dari 10 negara paling produktif ini ada di Eropa meski jam kerja mereka hanya 48 jam dalam seminggu atau bahkan kurang. karena itu bagi para pekerja di Indonesia bisa mencontoh hal ini di mana produktif tak melulu tentang waktu yang lebih lama.

Kerja Sehat Ala Orang Eropa

– Memaksimalkan cuti

Sembilan dari 10 negara paling produktif versi Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) adalah bagian negara dari Eropa. Hal ini tersedia kaitannya bersama dengan budaya kerja yang sehat di Eropa. Sebab, ahli medis menyarankan para pekerja untuk berlibur paling tidak dua kali dalam setahun untuk tingkatkan kesegaran secara total bersama dengan kurangi tingkat stres.

Banyak orang berpikir pekerja yang baik adalah pekerja yang tidak pernah cuti. Hal ini rupanya salah, dikarenakan di Eropa, cuti yang karyawan dapatkan justru lebih banyak dari pada Indonesia.

Dan untuk merawat kesegaran mental mereka, maka para karyawan ini memaksimalkan cuti yang mereka punya dan menggunakannya untuk berlibur bersama dengan keluarga atau beristirahat.

Di Swedia, para pekerja meraih cuti sepanjang lima minggu sepanjang setahun. Dan lebih dari satu besar menggunakannya.

– Tinggalkan meja kerja saat istirahat

Waktu istirahat di sela-sela kerja itu mirip pentingnya bersama dengan mengambil cuti kerja. Di negara-negara layaknya Prancis, Spanyol, dan Yunani, istirahat makan siang para pekerja terjadi satu jam atau lebih dan jarang dihabiskan di depan layar komputer. Bahkan, sebuah perusahaan di Kanada baru-baru ini menerbitkan larangan makan di meja kerja. Akibatnya, para pekerja jadi lebih produktif sepanjang hari kerja mereka.

Kebiasaan sehat yang orang Eropa yang mampu dicontoh yaitu meninggalkan meja kerja pas istirahat. Hal ini tentunya tersedia kaitannya bersama dengan fokus dan produktifitas.

Dengan istirahat di luar meja kera maka seseorang sanggup fokus kala bekerja di mejanya dan sudah pasti sanggup rileks dan juga fresh kala beristirahat yang mana bagus untuk kebugaran mentalnya.

Di Prancis, Spanyol, Yunani istirahat jam kerja kala makan siang sanggup lebih berasal dari satu jam. Jarang sekali mereka makan sambil berada di depan layar komputer.

Bahkan, kini telah ada lebih dari satu perusahaan yang melarang makan di meja kerja. Hal ini dilaksanakan agar pekerja lebih produktif kala bekerja.

-Menggunakan Hari Libur

Jika Anda tidak pernah menggunakan hari libur karena ada urusan pekerjaan, mungkin cara Eropa ini bisa diikuti. Pasalnya di Swedia para pekerja mendapat lima minggu liburan berbayar setiap tahun.

“Pengusaha perlu memahami keunggulan kompetitif yang mereka terima dari memiliki karyawan yang cukup istirahat. Karena Anda akan mendapatkan kualitas pekerjaan yang lebih baik,” kata pengusaha di Kanada, Karolyn Hart.